A. KELIMPAHAN
Besi merupakan unsur
yang ditemukan berlimpah di alam. Juga ditemukan dalam matahari dan bintang lainnya dalam jumlah yang seadanya.Inti bumi diyakini mayoritas unsur penyusunnya adalah
besi dan nikel. Besi juga diketahui sebagai unsur yang paling banyak membentuk bumi,
yaitu kira-kira 4,7 - 5 % pada kerak bumi.
Kebanyakan besi terdapat dalam batuan dan tanah sebagai
oksida besi, seperti oksida besi magnetit (Fe3O4) mengandung besi 65 %,
hematite (Fe2O3) mengandung 60 – 75 % besi, limonet (Fe2O3 . H2O) mengandung
besi 20 % dan siderit (Fe2CO3). Dalam kehidupan, besi merupakan logam paling
biasa digunakan dari pada logam-logam yang lain. Hal ini disebabkan karena
harga yang murah dan kekuatannya yang baik serta penggunaannya yang luas. Bijih besi yang umum adalah
hematit, yang sering terlihat sebagai pasir hitam sepanjang pantai dan muara
aliran.
Besi merupakan
campuran dari 4 isotop stabil
yaitu 54Fe, 56Fe, 57Fe and 58Fe. Kelimpahan semua isotop-isotop Fe di alam adalah
54Fe (5.8%), 56Fe (91.7%), 57Fe (2.2%) dan 58Fe (0.3%). 60Fe adalah radioaktif yang mempunyai waktu paruh yang panjang (1.5 juta tahun). Ada pula sepuluh isotop lainnya yang tidak
stabil.
B. SIFAT – SIFAT
Sifat Fisika
1. 1. Pada suhu
kamar berwujud padat, mengkilap dan berwarna keabuabuan.
2. 2. Merupakan logam feromagnetik karena memiliki empat electron tidak berpasangan
pada orbital d.
3. 3. Penghantar
panas yang baik.
4. 4. Kation logam besi Fe berwarna hijau (Fe2+)
dan jingga (Fe3+). Hal ini disebabkan oleh adanya elektron tidak
berpasangan dan tingkat energi orbital tidak berbeda jauh. Akibatnya, elektron
mudah tereksitasi ke tingkat energi lebih tinggi menimbulkan warna tertentu.
Jika senyawa transisi baik padat maupun larutannya tersinari cahaya maka
senyawa transisi akan menyerap cahaya pada frekuensi tertentu, sedangkan
frekuensi lainnya diteruskan. Cahaya yang diserap akan mengeksitasi elektron ke
tingkat energi lebih tinggi dan cahaya yang diteruskan menunjukkan warna
senyawa transisi pada keadaan tereksitasi.
5. 5. Sifat – sifat
besi yang lain:
titik didih
|
3134 K
|
titik lebur
|
1811 K
|
massa atom
|
55,845(2) g/mol
|
konfigurasi
electron
|
[Ar] 3d6 4s2
|
massa jenis fase padat
|
7,86 g/cm³
|
massa jenis fase cair pada titik lebur
|
6,98 g/cm³
|
kalor peleburan
|
13,81 kJ/mol
|
kalor penguapan
|
340 kJ/mol
|
Elektronegativitas
|
1,83 (skala Pauling)
|
jari-jari atom
|
140 pm
|
Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai
sifat logam sebagaimana semua unsur transisi lainnya. Sifat logam ini
dipengaruhi oleh kemudahan unsur tersebut untuk melepas elektron valensi.
Selain itu, keberadaan electron pada blok d yang belum penuh menyebabkan unsur
Fe memiliki banyak elektron tidak berpasangan. Elektron- elektron tidak
berpasangan tersebut akan bergerak bebas pada kisi kristalnya sehingga
membentuk ikatan logam yang lebih kuat dibandingkan dengan unsur golongan
utama. Adanya ikatan logam ini menyebabkan titik leleh dan titik didih serta
densitas unsur Fe cukup besar sehingga bersifat keras dan kuat.
Pergerakan elektron- elektron yang tidak
berpasangan pada kisi kristal juga menyebabkan logam besi bersifat konduktor
atau penghantar panas yang baik. Apabila logam besi diberikan kalor atau panas,
energy kinetik elektron akan meningkat. Dengan demikian, elektron memindahkan
energinya ke elektron yang lain sehingga panas merambat ke seluruh bagian logam
besi tersebut.
Sifat Kimia
1. 1. Unsur
besi bersifat elektropositif (mudah melepaskan elektron) sehingga
bilangan oksidasinya bertanda positif.
2. 2. Fe dapat
memiliki biloks 2, 3, 4, dan 6. Hal ini disebabkan karena perbedaan energy elektron
pada subkulit 4s dan 3d cukup kecil, sehingga elektron pada subkulit 3d juga
terlepas ketika terjadi ionisasi selain electron pada subkulit 4s.
3. 3. Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan
mudah terkorosi, khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat
peningkatan suhu.
4. 4. Memiliki
bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengansuhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk
alfa bersifat magnetik, tapi ketika berubah menjadi beta, sifat magnetnya
menghilang meski pola geometris molekul tidak berubah.
5. 5. Mudah bereaksi dengan unsur-unsur non logam seperti
halogen, sulfur, pospor, boron, karbon dan silikon.
6. 6. Larut dalam
asam- asam mineral encer.
7. 7. Oksidanya
bersifat amfoter.
C. PEMBUATAN
BESI
Bijih besi adalah bahan baku utama untuk
pembuatan besi kasar, sedangkan besi kasar tersebut adalah bahan baku untuk
pembuatan besi tempa, besi tuang dan baja. Bijih besi didapat dari
hasil penambangan bijih besi. Sedangkan bahan-bahan lain yang bercampur dengan
bijih tersebut selain kotoran yang merugikan antara lain belerang
,pospor silika , tanah liat juga ada kotoran yang menguntungkan antara
lain emas, platina, perak.Bijih besi yang umum dijumpai yaitu : Haematit (Fe2O3),
Magnetit (Fe3O4), Pyrities (FeS2), Limonite (2Fe2O3.3H2O), Siderite (FeCO3). Beberapa cara pembuatan besi antara lain:
1. 1. Dalam industri, besi dihasilkan dari bijih, kebanyakan hematit (Fe2O3),
melalui reduksi oleh karbon pada suhu 20000C.
2 C + O2 → 2 CO
3 CO + Fe2O3 →
2 Fe + 3 CO2
Besi yang dihasilkan dapat digunakan
dalam sintesis senyawa-senyawa yangmengandung Fe.
2. 2. Melalui
proses Pirometalurgi Besi
Sejumlah besar proses
metalurgi menggunakan suhu tinggi untuk mengubah bijih logam menjadi logam
bebas dengan cara reduksi. Penggunaan kalor untuk proses reduksi disebut
pirometalurgi. Pirometalurgi diterapkan dalam pengolahan bijih besi. Reduksi
besi oksida dilakukan dalam tanur sembur (blast furnace), yang merupakan
reaktor kimia dan beroperasi secara terus-menerus. Campuran material (bijih
besi, kokas, dan kapur) dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur. Kokas
berperan sebagai bahan bakar dan sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai
sumber oksida untuk mengikat pengotor yang bersifat asam. Udara panas yang
mengandung oksigen disemburkan ke dalam tanur dari bagian bawah untuk membakar
kokas. Di dalam tanur, oksigen bereaksi dengan kokas membentuk gas CO.
2C(s) + O2(g)
→ 2CO(g) ΔH = –221 kJ
Reaksinya melepaskan kalor hingga suhu tanur sekitar
2.300°C. Udara panas juga mengandung uap air yang turut masuk ke dalam tanur
dan bereaksi dengan kokas membentuk gas CO dan gas H2.
C(s) + H2O(g) → CO(g) + H2(g) ΔH = +131 kJ
Reaksi kokas dan oksigen bersifat eksoterm, Kalor yang
dilepaskan dipakai untuk memanaskan tanur, sedangkan reaksi dengan uap air
bersifat endoterm. Oleh karena itu, uap air berguna untuk mengendalikan suhu
tanur agar tidak terlalu tinggi (1.900°C). Pada bagian atas tanur ( 1.000°C),
bijih besi direduksi oleh gas CO dan H2(hasil reaksi udara panas dan
kokas) membentuk besi tuang. Persamaan reaksinya:
Fe3O4(s) + 4CO(g) → 3Fe(l) + 4CO2(g)
ΔH = –15 kJ
Fe3O4(s) + 4H2(g) → 3Fe(l) + 4H2O(g) ΔH = +150
kJ
Batu kapur yang ditambahkan ke dalam tanur, pada
1.000oC terurai menjadi kapur tohor. Kapur ini bekerja mereduksi pengotor yang
ada dalam bijih besi, seperti pasir atau oksida fosfor.
CaCO3(s) ⎯Δ⎯→ CaO(l) + CO2(g)
CaO(l) + SiO2(l) →CaSiO3(l)
CaO(l) + P2O5(l) →Ca3(PO4)2(l)
Gas CO2 yang dihasilkan dari penguraian batu kapur pada
bagian bawah tanur (sekitar 1.900°C) direduksi oleh kokas membentuk gas CO.
Persamaan reaksinya:
CO2(g) + C(s) → CO(g) ΔH = +173 kJ
Oleh karena bersifat
endoterm, panas di sekitarnya diserap hingga mencapai suhu ± 1.500°C. Besi
tuang hasil olahan berkumpul di bagian dasar tanur, bersama-sama terak
(pengotor). Oleh karena terak lebih ringan dari besi tuang, terak mengapung di
atas besi tuang dan mudah dipisahkan, juga dapat melindungi besi tuang dari
oksidasi.
Gambar proses pengolahan bijih besi
D. SENYAWA- SENYAWA
BESI
1.
Tingkat oksidasi < 2
Umumnya membentuk senyawa-senyawa
dengan ligan-ligan :
Berinteraksi dengan hidrogen dengan
ikatan M-HContoh : H2Fe(PF3)4.
2.Tingkat Oksidasi 2
Biasanya membentuk
senyawaan biner dengan sifat :
-Biasanya bersifat
ionik
-Oksidanya (contoh : FeO),
bersifat basa
-Mampu membentuk kompleks Aquo, dengan jalan mereaksikan logam,oksida, karbonat dalam
larutan asam dan melalui reduksi katalitik. Kompleks aquo dari logam besibiasanya
memberikan warnayang khas.
-Garam-garam
terhidrat dengan anion biasanya mengandung [M(H2O)6]2-, contoh FeF2.8H2O.
3. Tingkat Oksidasi 3
Contoh senyawa
klorida, bromida, iodida dari besi yangbersifat kovalen,
sedangkan senyawa oksidanya, seperti Fe2O3 bersifat
ionic.
4. 4.
Tingkat Oksidasi 4
umumnya dikenal sebagai komplek fluoro, dananion okso.
5
5 .Tingkat Oksidasi ≥5
Dikenal dalamkompleks
flouro, amin okso, misalnya : CrF5,dan K2FeO4yang semuanya merupakan zat pengoksidasi yang kuat.
E. MANFAAT BESI
Besi merupakan logam
paling biasa digunakan di antara semua logam, yaitu mengandung 95% dari semua
logam yang dihasilkan di seluruh dunia. Besi amat diperlukan, terutama dalam
penggunaan seperti: Rel kereta, Perabotan, Alat-alat pertukangan, Alat
transportasi, peralatan perang, peralatan mesin, tiang listrik, penangkal petir, pipa saluran,rumah/ gedung
menggunakan besi baja sebagai tiang-tiang penahannya, dan Badan kapal untuk
kapal besar.
Manfaat besi ternyata tidak terbatas sebagai bahan pembuatan
perlengkapan yang sangat membantu kehidupan manusia, tetapi besi juga memainkan peranan yang istimewa dalam daur kehidupan
organisme hidup.Besi merupakan salah satu mikronutrien penting bagi makhluk
hidup. Besi sebagian besar terikat dengan stabil dalam logam protein
(metalloprotein), karena besi dalam keadaan bebas dapat menyebabkan
terbentuknya radikal bebas yang bersifat toksik pada sel. Besi adalah penyusun utama kelangsungan
makhluk hidup dan bekerja sebagai pembawa oksigen dalam hemoglobin. FeSO4 digunakan
sebagai sumber mineral besi untuk terapidefisiensi/kekurangan zat besi dan
digunakan untuk membuat tinta bubuk. Fe3SO4 digunakan untuk
pewarnaan tekstil dan pengetesan aluminium.
F. KOROSI BESI
Salah satu kelemahan
besi adalah mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena
mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi atau
baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal untuk kebanyakan
penggunaan besi.
Korosi besi memerlukan
oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya Zink dan Magnesium dapat
melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan korosi besi yang akan dibahas
berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut.
1. *Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya
dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung
timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.
2.
*Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3.
* Pembalutan dengan
Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak
piring dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak
dengan udara dan air.
4. *Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebut tin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan
demikian, timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang
diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
5.
* Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi
besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi besi
lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
6. *Cromium Plating (pelapisan dengan kromium). Besi atau
baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung yang
mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun
lapisan kromium itu ada yang rusak.
7. *Sacrificial Protection (pengorbanan anode). Magnesium
adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan
berkarat tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang
ditanam dalam tanah atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium
harus diganti.
Besi merupakan salah satu unsur paling banyak di Bumi, membentuk 5% daripada kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian hematit Fe2O3, magnetit , dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon pada suhu sekitar 2000°C.
Besi merupakan salah satu unsur paling banyak di Bumi, membentuk 5% daripada kerak Bumi. Kebanyakan besi ini hadir dalam berbagai jenis oksida besi, seperti bahan galian hematit Fe2O3, magnetit , dan takonit. Dalam perindustrian, besi dihasilkan daripada bijih, kebanyakannya hematit (sedikit Fe2O3) dan magnetit (Fe3O4), melalui penurunan oleh karbon pada suhu sekitar 2000°C.