Sabtu, 06 Desember 2014

Contoh "PENUTUP" dan "DAFTAR PUSTAKA"



PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan teori-teori yang telah tersebutkan di dalam makalah ini dan apabila pembaca telah membaca makalah ini maka dapat mengetahui bahwa :
1.Penambahan sedikit asam atau sedikit basa atau pengenceran ke sdalam larutan penyangga tidak mengubah PH larutan itu.
2.Hasil pengamatan dan perbedaan perubahan PH larutan penyangga dan bukan penyangga akibat penambahan sedikit asam atau basa atau pengenceran.
3.Beberapa jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam air.
4.Cara menentukan PH dan POH suatu larutan penyangga.
B.Saran
Hendaknya kalian jangan menyentuh asam yang terdapat di laboratorium terutama asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) karena kedua asam tersebut jika terkena pada kulit, maka kulit kita akan melepuh dan akan mengakibatkan gatal-gatal.
Perlu anda ketahui bahwasanya larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit sehingga di dalam air akan terurai menjadi ion-ion.
Penulis merasa cukup sekian kata penutup yang disampaikan. “Tak ada gading yang tak retak”. Dalam laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang dapat membangun perbaikan makalah ini dan sedikit banyaknya saya ucapkan terima kasih.


DAFTAR PUSTAKA
Nabilah. 2008. Stoikiometri Larutan, (online), (http:www. E-dukasi.net/larutanasambasa. html, diakses Minggu, 23 November 2014 pukul 10.00 WIB)
. 2005. Stoikiometri Larutan, (online), (http: www.e-smartschool.com/larutanasambasa. html, diakses Minggu, 23 November 2014 pukul 12.00 WIB)
. 2008. Stoikiometri Larutan, (online), (http: www.e-genius.org//larutanasambasa. html, diakses Senin, Minggu, 23 November 2014 15.00 WIB)

Tugas Fisika Rumus "Menentukan Titik Berat Pada Parabola"



Menetukan titik berat pada parabola

Dalam kesempatan kali ini akan dibahas mengenai titik fokus antena parabola.
Sering kita mendapatkan rumus titik fokus parabola dengan persamaan
F= (Diameter^2 / 16 kedalaman piringan)
Atau
F = D2/16d
Dengan D= diameter piringan, d = kedalaman piringan

Namun, darimana rumus itu berasal, nah berikut adalah detail pembahasannya
Dikutip dari proposal PKMKC,  Brilian Prasetyo.( 2012:17)
Parabola didefinisikan sebagai tempat kedudukan titik-titik P(x, y) pada bidang kartesius, sedemikian hingga terdapat titik itu berjarak sama dari suatu titik tertentu yang disebut fokus dan garis tertentu yang tidak memuat fokus dan disebut direktrik. Untuk menentukan persamaan parabola, pertama ditinjau parabola dengan fokus berada pada sumbu-x dan dengan direktrik tegak lurus sumbu-x. Sedangkan sumbu-y diletakkan di tengah-tengah segmen garis hubung dari titik fokus F ke garis direktrik D.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8JPJooWMKcgs7idMNGs-sDJwI6Jw8pC5zYZwHhP93NfCYHcmc_UcvYzfVBuMvoc-NZNeJl-XsKs3hZSRHrtc_qBnoNwejBFrhX0x4SULcNbaaSd4N0JcpWnaOc4FgsBlIYlMC94hNSUU/s1600/titik+c.jpg
       
Misalkan jarak antara garis direktrik dengan fokus adalah 2c, maka koordinat titik fokusnya adalah F(c, 0) dan persamaan garis direktrik d adalah x = –c, c  0. Jika P(x, y) adalah sembarang titik pada parabola, maka dari definisi kurva parabola diperoleh hubungan                                                
                                         garis PF = garis PD 
                               (xc)2 + y2  = (x + c)2
                      x2 – 2cx + c2 + y2  = x2 + 2cx + c2
                                                y= 4cx                                                    (1)

Persamaan (1) di atas merupakan persamaan parabola yang dicari yaitu parabola yang mempunyai fokus F dengan koordinat (c, 0) dan persamaan garis direktrik d  x = –c, c  0. Jika dilakukan pertukaran x dan y dalam (1) maka diperoleh
                                   x2 = 4cy,        (2)
persamaan (2) merupakan persamaan parabola dengan fokus di titik (0, c) pada sumbu-y dan garis direktrik dengan persamaan d  y = –c.

dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa x2=4cy dengan c adalah nilai titik fokusnya, maka dari itu persamaan titik fokus dapat disebutkan
F=x2/4y
dengan x adalah sembarang titik x di garis parabola dan y adalah sembarang titik ypada garis parabola.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM1cyA2B64kNpUCXQDxDbxQhEA3RHHWoCVO3TlYf4a-5AtBcfHz_yb5SfSofT4lIADObifpMWKm7BA8ql-r5FjyNIle1jpavw97zcqHAEndCr-RsVxH_yQMIidktcC096P5rTQExD3DlA/s320/kartesius+parabola.jpg

Pada Antena Parabola TV satelit diameter piringan parabola disebutkan dengan dua kali nilai X (karena titik pusat pada koordinat kartesius adalah (0,0) , sedangkan kedalam piringan disebutkan dengan nilai Y
Maka dari itu,
F = X2 / 4Y
F = (½ * D)2 / 4d
F =( (1/4) * D2 ) / 4d
F = D2 / (4*4d)
F = D2 / 16d    
Nah.. sudah ketahuan kan asal muasal rumus tersebut berasal,
Contoh soal nih, : pada piringan parabola berukuran 7 feet, tentukanlah posisi titik fokusnya.
Diketahui : diameter = 210 cm, kedalaman = 35 cm
Ditanyakan : berapakah ketinggian titik fokus?
Dijawab :
F = D2 / 16d    
F = (210)2 / 16*35
F = 44100 / 560
F = 78,75cm
Jadi ketinggian titik fokusnya adalah 78,75cm